Senin, 29 September 2008

Rencana Allah yang teramat indah

Desi Nuraeni
(Sekretaris Bidang Kaderisasi FOSI FP periode 2008-2009)


Allah telah merencanakan semua hal yang akan terjadi pada diri kita, lingkungan kita, Negara kita dan bahkan dunia yang kita pijak saat ini, baik yang ada di bumi, laut dan bahkan udara. Sebagian orang berfikir bahwasanya rencana Allah itu teramat rumit untuk dipahami dan terkadang orang-orang tersebut kurang dapat menerima hal yang telah direncanakan dan dikehendaki oleh Allah. Akibatnya akan tumbuh benih-benih penyakit hati pada diri mereka. Dan ketenangan hati yang diharapkan pun tak kunjung datang.

Sebaliknya orang yang berfikir bahwa rencana Allah itu sangat indah, dan menerima atau legowo dengan apa yang telah direncanakan dan dikehendaki oleh Allah maka ketenangan hati akan muncul pada dirinya. Hal ini dapat disebabkan oleh keikhlasan untuk menerima ujian-ujian yang telah diberikan oleh Nya. Sesulit apapun ujian yang diterima asalkan ikhlas, berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan ujiannya,dan tak lupa berdoa (meminta pertolongan dari Allah). Maka Insyallah ujian atau dapat disebut juga sebagian kecil dari rencana Allah akan terasa ringan dan indah untuk dinikmati.

Sedikit pengalaman tentang Rencana Allah.Aku benar-benar merasakan indahnya rencana Allah di waktu yang tak kusadari. Salah satu ujian atau cobaan saat itu adalah terasa penat nya kehidupan ini. Baik kehidupan yang diselimuti dengan kuliah yang padat, tugas yang menumpuk, kondisi keluarga yang kurang baik, pekerjaan rumah yang tak terkendali hingga organisasi yang banyak menyita waktu. Semua itu membuat tubuh kecil ku terasa ambruk. Namun ditengah kepanatan itu ada hal-hal kecil yang menyadarkan ku bahwa Allah memiliki maksud dari semua ini. Ujian ini telah memberikan banyak manfaat yang baik untuk sekarang ataupun masa depan. Dari sini ternyata aku terlebih dahulu dapat mempelajari bagaimana memanaje waktu, bagaimana hidup berkeluarga, bagaimana dapat menjaga perasaan orang, dll. Ini semua membantu ku dalam mempersiapkan kehidupan masa yang akan datang. Oleh sebab tetap berkhusnuzonlah, sebab Allah akan selalu memberikan yang terbaik untuk kita.

Dibalik cobaan-cobaan yang Allah berikan pada diri kita ternyata Allah sudah merencanakan sesuatu yang indah jika kita dapat melewati cobaan-cobaan tersebut. Saat ini mungkin kita sedang di uji tapi suatu saat nanti kita akan merasakan indahnya hasil dari ujian-ujian yang sudah kita lewati dengan ikhlas. Saran ane, "Jangan pernah putus asa dalam menghadapi segala uji". OptimisLah!! Bahwa bantuan Allah pasti akan datang di waktu yang tidak kita duga.

Senin, 08 September 2008

Membangun Peradaban

Muhammad Luthfie
(Alumni FOSI FP)


Pada kenyataannya, untuk membangun peradaban, kita memang harus berpikir lebih besar, menembus tempurung-tempurung otak kita, menciptakan sesuatu yang belum pernah terpikirkan oleh orang lain. Sangat tidak produktif apabila detik-detik yang mahal ini habis untuk membangun pepesan kosong kehidupan, lenyap untuk hal-hal yang tidak substansi.

Pada saatnya, orang-orang luar biasa akan tampak bersinar, jelas karya-karyanya, terpancar keikhlasannya. Orang-orang luar biasa berhasil menutup kesalahan-kesalahan besarnya dengan kebermanfaatan yang jauh lebih besar untuk dunia. Nafasnya yang tersisa diniatkan untuk hidup di garis perjuangan, sampai kematian mulia menjemputnya.

Jangan sia-siakan nyawa yang telah Allah swt berikan pada kita. Hiduplah dengan ruh semangat yang bergelora, jadikan setiap detik yang kau miliki menjadi butiran karya, jadikan setiap kata yang kau lepas dari pikiranmu sesuatu yang mampu mengubah kearah kebenaran, jadikan setiap hembusan nafasmu senantiasa menyebut nama Penciptamu. Bergeraklah terus, Allah swt pasti menilai setiap pengorbanan yang kita berikan untuk membangun peradaban.

Akan tiba masanya, para pembuat sejarah besar dunia akan berpandangan dan berkomunikasi dalam keheningan batinnya, mereka saling mengenal watak sesama pembuat sejarah, mereka berkompetisi memakmurkan bumi, mereka hanya hidup satu kali namun memberikan manfaat yang tak bertepi bagi dunia.

Dimanakah manusia-manusia ikhlas itu? Mereka yang berkarya tanpa pamrih, hanya Allah swt tujuannya. Dimanakah para pemberani itu? Mereka yang mengukir sejarah dengan keberaniannya untuk terus menggunakan sisa usianya dengan pengorbanan tulus untuk membangun peradaban.

Semua bergerak, bertahap, dan pasti. Orang-orang yang tidak berbuat apa-apa hanya akan meninggalkan batu nisan di kuburannya, mereka tidak pernah berkarya, oleh karena itu tak ada pula yang melanjutkan pikiran-pikirannya. Orang-orang yang hidup dalam pengorbanan yang dahsyat untuk menghasilkan suatu karya akan mendapatkan keabadian yang tak kalah dahsyatnya, abadi gagasan mutiaranya di bumi dan abadi kenikmatannya di surga. Ada dua modal penting untuk menjadi pembuat sejarah besar, yakni keikhlasan dan keberanian.