Rabu, 30 November 2011

Tabilgh Akbar Fosi FP 1 Muharam 1433H

(FOSI FP) Festival pertanian madani sebuah kegiatan yang digawangi oleh UKMF FOSI FP dan PERMA AGT yang diselengarakan dari tanggal 25- 27 November 2011 tentunya masih dikawasan Fakultas Pertanian tercinta.

Jumat pagi pelataran gedung Aula terpampang mobil Bus Putih yang disekitarnya banyak mahasiswa yang berantusias untuk mendonorkan darahnya. Wah fenomena yang laur biasa.

Hari pertama festival pertanian madani sukses, keesokan harinya ( sabtu 26 November 2011) Aula pertanian dipenuhi oleh peserta Seminar petanian denga tema “Fiqih Lingkungan dan Keajaiban Tanah”. Yang di Isi oleh seorang Ahli Fisika Tanah di Lampung, beliau adalah Dr.Ir.Afandi.MP yang dulu sempat studi S3 di Gifu University dijepang.

Sebagai umat Islam, kita tentu mengenal ungkapan “Kebersihan adalah sebagian dari iman”, sementara keadaan alam saat ini justru mencerminkan yang sebaliknya. Banyak manusia yang sudah berperilaku tidak peduli terhadap kebersihan apalagi kelestarian alam. Misalnya saja, membuang sampah sembarangan. Ketidak pedulian manusia terhadap alam tersebut dapat membuat alam “marah”. Jika sudah demikian, manusia sendirilah yang akan merasakan dampanya.

Kerusakan lingkungan salah satunya dapat berdampak pada tanah. Tanah tidak lagi subur, tandus, ekosistem didalam tanah rusak. Pada akhirnya, keseimbangan alam akan terganggu. Sebagai umat Islam yang cinta pada kebersihan, sudah selayaknya memiliki kesadaran untuk menjaga kebersihan lingkungan serta memiliki semangat untuk menjaga dan melestarikan alam.

Siang hari setelah acara seminar pertanian dilanjutkan lomba MTQ tingkat Fakultas pertanian di ikuti oleh 17 peserta. Lantunan ayat-ayat suci Alquran berkumandang dengan lantang membelah kebisingan kampus petanian. Hingga akhirnya melahirkan juara-juara baru yang memiliki talenta yang luar biasa.

Esok hari terdengar sebuah grup Nasyid Ivo (islam voice) melantunkan lagu-lagu islami sebagai pembuka acara Tabligh Akbar di Fakultas Pertanian. Riuh ramai mahasiswa pertanian menghadiri tabligh akabar yang bertepatan dengan 1 muharam1433 H. dengan tema  “Dengan Semangat Pembaharuan Kita Songsong Pribadi  yang Islami”

Dalam tausiyahnya, Ustad Sukirman juga membahas tentang Surat Al-Maidah ayat 54 yaang berbunyi:
“Wahai orang-orang yang beriman. Barang siapa diantara kamu yang murtad (keluar)dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum. Dia mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, dan bersikap lemah lembut terhadap orang-orang yang beriman, tetapi bersikap keras terhadap orang-orang kafir. Yang berjihad di jalan Allah dan yang tidak takut pada celaan orang-orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah yang diberikannya kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) Maha Mengetahui.”

Ustad Sukirman menjelaskan bahwa, sebagai mahasiswa sudah selayaknya memiliki pribadi yang Islami. Apalagi dalam menyongsong tahun baru ini. Jika generasi tua menjadi buruk, maka Allah bisa saja mengganti generasi yang buruk tersebut  dan menggantinya dengan dengan generasi yang baik .

By; ( Ar Rahmat) Bidang Penerbitan UKMF Fosi FP dan Atika ( Web Unila)

Selasa, 29 November 2011

7 Tips Mengatasi Sifat Pelupa

1. Punya Rencana. Seseorang yang punya sifat pelupa, wajib memiliki daftar untuk menulis semua rencana, termasuk hal-hal kecil sekalipun dan bikin check-list. Misalnya menulis daftar barang belanja yang akan Anda beli. Coret setiap hal yang sudah Anda lakukan. Lama kelamaan, Anda akan terbiasa bikin perencanaan dan tak (cepat) lupa, sehingga hidup Anda lebih terorganisasi.
2. Lebih Rapi. Kacamata tertinggal di kamar mandi, sikat gigi tertingal di rumah saudara dsb. Untuk itu, tempatkan barang-barang pribadi Anda di satu tempat sehingga Anda mudah mengeceknya jika tak ada. Sebaliknya, jangan mencampur semua barang menjadi satu, tempatkan sesuai jenisnya.
3. Jangan Panik. Seringkali pada waktu Anda lupa menaruh barang, Anda justru menjadi semakin panik dan kesal. Perlu Anda ketahui bahwa sikap panik tersebut justru akan membuat Anda semakin lupa. Jadi, sebaiknya Anda perlu menarik nafas dalam-dalam sejenak dan tenangkan diri dulu. Karena di saat santai, Anda akan lebih mudah mengingat.
4. Kembalikan Pada Tempatnya. Karena kesibukan dan keterbatasan waktu yang Anda miliki, kadang Anda sembarangan menaruh barang-barang Anda. Untuk itu, mulai sekarang, biasakan untuk berdisiplin mengembalikan barang pada tempat semula (atau ke pemiliknya, jika Anda meminjamnya), setelah selesai dipergunakan. Dan buat barang-barang milik Anda yang dipinjam, mintalah pada siapa pun yang meminjam buat mengembalikannya di tempat semula.
5. Mengulang. Seringlah mengulang-ulang apa yang hendak diingat aau dihafal. Langka ini membantu memudahkan ingatan dalam memperhatikan hal-hal penting. Misalnya, ulangi dalam hati kalau hari ini Anda harus menelpon klien penting, dsb.
6. Minta Tolong Teman. Masih belum dapat juga menghilangkan sifat pelupa Anda? Coba minta tolong teman atau sahabat untuk membantu. Katakan padanya untuk mengingatkan Anda bila bermaksud mengerjakan sesuatu hari ini. Jika teman Anda keberatan, gunakan fasilitas reminder di ponsel. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa otak Anda bekerja seperti halnya harddisk, jadi semakin banyak ruang sisa (freespace) akan semakin cepat kerjanya. Anda bisa membantu kerja otak Anda untuk dengan mengurangi memorynya hanya untuk hal-hal penting saja, sedangkan hal-hal yang tak terlalu penting (nomor telepon, formula perhitungan, jadwal bertemu klien, to-do-list-job) dapat Anda 'serahkan' kepada organizer yang sekarang bisa berbentuk buku, ponsel, ataupun PDA.
7. Jangan Menunda. Semua poin diatas akan membantu mengatasi sifat pelupa Anda kalau segera dilakukan. Menunda-nunda melakukannya, membuat Anda malah 'menabung' permasalahan.

Al-Qur'an Sahabat Ku

Aku dulu selalu kamu baca di waktu luangmu, aku masih ingat kamu membacaku dengan terbata-bata, saat berangkat mengaji kau dekap aku dengan hangat sambil berjalan kemasjid. Aku rindu tangan kecilmu yang membuka lembaran-lembaranku. Aku rindu suara merdu mu. Tapi ingatkah kalian denganku sekarang!! Aku telah berdebu diatas lemari, aku sudah mulai usang tak terawat, kini kau telah dewasa kau mulai menemukan kesenangan baru yang membuat mu tak ingat lagi padaku, taukah kamu betapa aku meridukan sentuhan dan suara merdumu.

Akhir-akhir ini banyak umat islam yang menjadikan Al-Qur'an hanya sebagai hiasan rumah semata.Sesungguhnya setiap manusia mempunyai kewajiban terhadap Al-Qur'an. Standar yang diberikan oleh Rasulullah dalam membaca Al-Qur'an: minimal satu juz setiap hari. Selain itu juga harus mempelajari kandungan Al-Qur'an. Sambil mempelajari kandungan Al-Qur'an kita juga harus mengamalkan Al-Qur'an dalam kehidupan. Disamping itu, sebagai bukti kecintaan kita kepada Al-Qur'an, hendaknya kita pun berusaha untuk menghafalkan ayat-ayat Al-Qur'an sesuai dengan kemampuan kita.

Rasulullah saw bersabda,”Seseorang yang didalam dadanya tidak ada Al-Qur'an adalah seperti rumah yang kosong dan tidak terawat.”

Selain itu, kita juga berkewajiban untuk mengamalkan Al-Qur'an, mengajak manusia untuk cinta kepada Al-Qur'an. Betapa banyak kita saksikan sekarang ini orang-orang yang telah melalaikan, mengabaikan dan melupakan Al-Qur'an. Ini berakibat pada hilangnya keberkahan dalam kehidupan. Untuk itu, marilah kita semua saling mengajak satu sama lain untuk kembali mencintai Al-Qur'an, agar kita mendapatkan kecintaan dan keridhaan Allah serta mendapatkan keberkahan dalam hidup kita.

Sesungguhnya Al-Qur'an merupakan pedoman hidup bagi umat manusia. Al-Qur'an menjelaskan kepada kita dengan amat jelas dan gamblang segala yang haq dan segala yang bathil. Dan juga akan meningkatkan kekuatan iman yang ada dalam dada kita, sehingga kita pun memiliki daya kekang yang lebih kuat terhadap berbagai macam syahwat. 

Taukah Keutaman Al Quran
Coba kita renungkan apabila kita membaca Al-Qur'an satu huruf maka kita akan mendapatkan satu kabaikan. Berdasarkan HR. Tirmidzi: “Barang siapa yang membaca satu huruf dari kitabullah (Al-Qu'an), maka ia akan mendapatkan satu kebaikan. Dan satu kabaikan itu dengan sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan bahwa Alim Lam Mim sebagai satu huruf. Namun Alif merupakan satu huruf, lam satu huruf dan Mim juga satu huruf”.

Al-Qur'an juga sebagai pembela di akhirat. Abu Umamah r.a. berkata : "Rasulullah S.A.W telah menganjurkan supaya kami semua mempelajari Al-Qur'an, setelah itu Rasulullah S.A.W memberitahu tentang kelebihan           Al-Qur'an.

Telah bersabda Rasulullah S.A.W: “Belajarlah kamu akan Al-Qur'an, di akhirat nanti dia akan datang kepada ahli-ahlinya, yang mana di kala itu orang sangat memerlukannya.”

Ia akan datang dalam bentuk indah dan ia bertanya, "Kenalkah kamu kepadaku?" Maka orang yang pernah membaca akan menjawab : "Siapakah kamu? "Maka berkata Al-Qur'an : "Akulah yang kamu cintai dan kamu sanjung, dan engkau telah bangun malam untukku dan kamu juga pernah membacaku di waktu siang hari. "Kemudian berkata orang yang pernah membaca Al-Qur'an itu : "Apakah kamu Al-Qur'an?”

Lalu Al-Qur'an mengakui dan menuntun orang yang pernah membaca mengadap Allah S.W.T. Lalu orang itu diberi kerajaan di tangan kanan dan kekal di tangan kirinya, kemudian dia meletakkan mahkota di atas kepalanya.

Pada kedua orang tuanya yang muslim diberi perhiasan yang tidak dapat ditukar dengan dunia walau berlipat ganda, sehingga keduanya bertanya : "Dari manakah kami memperoleh ini semua, padahal amal kami tidak sampai ini?”

Lalu dijawab : "Kamu diberi ini semua kerana anak mu telah mempelajari Al-Qur'an.”

Itulah gambaran seseorang yang memuliakan Al-Qur'an dalam kehidupannya. Oleh sebab itu marilah kita sebagai umat islam bersama-sama untuk memuliakan Al-Qur'an dan mengamalkannya dalam kehidupan kita sehari-hari.

Kamis, 10 November 2011

Upaya Menanamkan Nilai-nilai Perjuangan Kepahlawanan

Ada Apa dengan nilai kebangsaan?
Schwartz (1994) mendefinisikan nilai sebagai berikut : Value as desireable transituational goal, varying in importance, that serve as guiding principles in the life of person or other social entity.
Nilai adalah suatu tujuan akhir yang di inginkan, mempengaruhi tingkah laku, yang digunakan sebagai prinsip atau panduan dalam hidup seseorang atau masyarakat. Bisa dikatakan bahwa Nilai-nilai pada hakikatnya merupakan sejumlah prinsip yang dianggap berharga dan bernilai sehingga layak diperjuangkan dengan penuh pengorbanan. Jika seseorang hanya memperjuangkan nilai-nilai pribadi sering disebut indivudualis, namun jika seseorang memperjuangkan nilai-nilai sosial sering disebut pejuang atau pahlawan (orang yang banyak pahalanya).
Nilai-nilai merupakan representasi dari kognitif dari persyaratan hidup manusia dan dapat bergeser karenanya. Tiga tipe persyaratan itu yaitu :
1.    Kebutuhan individu sebagai organisme
2.    Persyaratan interaksi sosial yang membutuhkan koordinasi interpersonal
3.    Tuntutan institusi sosial untuk mencapai kesejahteraan kelompok dan kelangsungan hidup kelompok. (Schwartz 1992,1994)
Nilai-nilai Perjuangan Bangsa Indonesia
Dengan melihat definisi nilai tersebut, maka dalam konteks ke Indonesiaan, kita bisa menyebutkan bahwa nilai-nilai perjuangan dan kepahlawanan yang dapat mempersatukan bangsa ini terbagi menjadi dua yaitu :
  1. Sebelum kemerdekaan nilai-nilai itu terangkum dalam istilah MERDEKA. Merdeka ini dianggap amat bernilai tinggi dan menjadikan wilayah jajahan  Hindia Belanda bersatu padu. Menghilangkan sisi-sisi perbedaan dan mengedepankan toleransi. Kata-kata merdeka begitu di rindukan oleh semua pihak, mulai dari gerakan Budi Utomo, Serikan Islam, Sumpah Pemuda dan perjuangan-perjuangan lokal yang lain.
  2. Setelah merdeka di carilah semua kepentingan suku-bangsa ini melalui wakil-wakilnya dan semua sepakat untuk menjunjung tinggi kesamaan nilai-nilai yang terangkum dalam istilah  PANCASILA (lima sila/point). Suatu nilai dasar yang telah digali ini, diambil dari semua golongan yang ada dan kemudian ditetapkan sebagai dasar kesepahaman untuk bergabung dan menyatukan diri dalam suatu negara yaitu negara Indonesia. Lima Sila perjuangan yaitu :
1.    Ke Tuhaan Yang Maha Esa
2.    Kemanusiaan yang adil dan beradab
3.    Persatuan Indonesia
4.    Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.
5.    Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dari nilai-nilai kejuangan yang didasari rasa cinta ini muncul semangat juang dan semangat kepahlawanan: yaitu
1.    rela berkorban,
2.    teguh
3.    ulet,
4.    percaya diri.
Pertanyaannya sekarang adalah
1.    masihkan ke lima nilai tersebut menjadi nilai-nilai yang diperjuangkan oleh segenap bangsa Indonesia?
2.    Bagaimanakah kondisi bangsa ini?
3.    Jika sudah terjadi pergeseran : nilai yang manakah yang telah bergeser?.
Lunturnya Semangat Juang Karena Bergesernya Pemahaman Nilai-nilai Perjuangan
Pasca reformasi usaha pemahaman Ideologi bangsa menjadi pudar sebagai arus balik dari pemaksaan pemahaman ideologi bangsa yang dipaksakan pada masa orde baru. Bahkan kini orang membaca dan berbicara Pancasila seakan malu-malu dan tanpa makna, tidak lebih hanya seremoni belaka.
Hubungan dengan nilai-nilai /penafsiran lama (P4) putus, tetapi belum tumbuh nilai penafsiran baru, sehingga muncul priode yang disebut oleh khoiri sebagai vakum keyakinan. Semangat juang tidak lagi berkobar, yang dominan adalah semangat mengedepankan kepentingan pribadi atau golongan.
Khususnya sila ke lima : keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia; serasa sekarang ini jauh dari kenyataan. Yang kaya amatlah kaya dan yang miskin tidak punya apa-apa. Masyarakat menjadi semakin bingung dengan penyelenggaraan negara yang korup dan mempertinggi jurang pemisah antara yang kaya dan yang miskin.
Kondisi seperti ini menjadikan tidak adalagi fokus perjuangan yang jelas yang di perparah dengan adanya Globalisasi dan Otonomi yang kehilangan orientasi.
1.    Globalisasi

Saat pamor idiologi bangsa merosot inilah, kita juga gagap menghadapi pusaran kuat globalisasi ekonomi pasar sebagai bagian dari arus kapitalisasi yang menjunjung tinggi kekuatan materi.  Dalam kondisi semacam ini masyarakat menjadi bingung nilai-nilai apa yang akan dijunjung tinggi
Kita merasakan krisis multidimensional melanda kita, di bidang politik, ekonomi, hukum, nilai kesatuan dan keakraban bangsa menjadi longgar, nilai-nilai agama, budaya dan ideologi terasa kurang diperhatikan, terasa pula pembangunan material dan spiritual bangsa tersendat, discontinue, unlinier dan unpredictable.
Dalam keadaan seperti sekarang ini sering tampak perilaku masyarakat menjadi lebih korup bagi yang punya kesempatan, bagi rakyat awam dan rapuh tampak beringas dan mendemostrasikan sikap antisosial, antikemapanan, dan kontraproduktif serta goyah dalam keseimbangan rasio dan emosinya.
2.    Otonomi yang kehilangan orientasi
Otonomi daerah yang berorientasi mensejahterakan rakyat, dengan memberikan kelonggaran masing-masing daerah mengelola sumber dayanya sendiri ternyata justru banyak memunculkan nasionalisme etnis. Sentimen kedaerahan menonjol. bagi daerah yang mampu, kemampuan daerah dugunakan untuk mensejahterakan wilayahnya sendiri, namun bagi wilayah yang kurang mampu, kekurangannya tersebut digunakan untuk meminta bantuan dan belas kasihan pihak-pihak lain.  Masing-masing sibuk mengurus diri sendiri tanpa mempertimbangkan kepentingan nasional. Mimpi Negara modern yang bertumpu pada civic- nationalism direduksi kedalam spirit ethno nationalism. Solidaritas kebangsaan menurun, digeser oleh solidaritas primordial atas nama SARA.)  Jika terjadi musibah di suatu daerah, daerah lain tidak meresa terpanggil membantu, namun justru mengandalkan bantuan pusat dan lembaga-lembaga bantuan dunia.
Usaha Menanamkan Nilai-Nilai Perjuangan Kepahlawanan dalam rangka Peningkatan Persatuan dan Kesatuan Bangsa

1.    Penyadaran, pengenalan dan penafsiran kembali Ideologi terbuka Pancasila sebagai nilai-nilai yang harus diperjuangkan; dan Landasan Konstitusional UUD.45 sebagai garis perjuangan, pada seluruh lapisan masyarakat. Terutama pasal 5 keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Bisa tajamkan kembali dan dijadikan fokus dalam perjuangan pasca reformasi. Apakah dengan cara pemberian jaminan hidup layak bagi semua rakyat meliputi hak-hak dasar papan, sandang, pangan dan keamanan ditambah jaminan pendidikan dan kesehatan. Inilah tujuan civic nationalism ataupun welfare society. Dimana
2.    Desentralisasi / Otonomi daerah yang harus dikendalikan oleh nilai-nilai kebangsaan. Otonomi daerah harus di dasari oleh pemikiran bersama untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Di dalamnya terkandung terjaminnya kesejahteraan bersama.  Dalam konsep otonomi ini tidak mustakhil daerah yang makmur membantu daerah yang tergolong miskin atas dasar nilai-nilai keadilan sosial. Ada payung hukum yang mewajibkan daerah yang sudah makmur untuk membantu saudaranya di daerah yang masih miskin.
3.    Desentralisasi pendidikan yang dilandasi dengan kesadaran mencapai tujuan nasional. Pendidikan dikelola dan di isi dengan dasar pemberian keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Tidak ada pembedaan antara sekolah bagi masyarakat mampu dan sekolah bagi masyarakat miskin, yang boleh membedakan hanyalah minat dan kemampuan siswa.
4.    Konstitusi yang mengabdi pada kepentingan bangsa.
Harus ditanamkan kesadaran bagi pembuat konstitusi agar mendasarkan diri pada keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Konstitusi jangan dijadikan sebagai tameng untuk memperkaya pribadi atau golongan. Jangan pula sebagai tameng melanggengkan kekuasaan.
5.    Politik yang dilandasi kepatuhan terhadap konstitusi.
Para pelaku politik harus diberi kesadaran keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sehingga dalam menjalankan politik tidak berlindung dibalik konstitusi dan tidak memutar balikkan konstitusi apalagi dengan sengaja melanggar konstitusi.
Dengan demikian dapat disebut bahwa para pejuang saat ini adalah mereka yang bersungguh-sungguh, rela berkorban, teguh pendirian ulet dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan mereka bisa perprofesi sebagai pengusaha, pelajar,pejabat, guru, dosen dan apapun profesinya. Mereka yang dapat mengharumkan nama bangsa, mengangkat harkat dan martabat bangsa dimata dunia, dan yang membela kesejahteraan rakyat dengan di jiwai semangat kejuangan.
Inilah pahlawan bangsa pada era sekarang ini. SEJAHTERA !!! SEJAHTERA!!! SEJAHTERA!!!.
Oleh Sofa Muthohar, M.Ag