Senin, 31 Oktober 2011

KISAH BUMI DAN LANGIT

Adapun terjadinya peristiwa Israk dan Mikraj adalah kerana bumi merasa bangga dengan langit. Berkata dia kepada langit, "Hai langit, aku lebih baik dari kamu kerana Allah S.W.T. telah menghiaskan aku dengan berbagai-bagai negara, beberapa laut, sungai-sungai, tanam-anaman, beberapa gunung dan lain-lain."

Berkata langit, "Hai bumi, aku juga lebih elok dari kamu kerana matahari, bulan, bintang-bintang, beberapa falah, buruj, 'arasy, kursi dan syurga ada padaku."Berkata bumi, "Hai langit, ditempatku ada rumah yang dikunjungi dan untuk bertawaf para nabi, para utusan dan arwah para wali dan solihin (orang-orang yang baik)."

Bumi berkata lagi, "Hai langit, sesungguhnya pemimpin para nabi dan utusan bahkan sebagai  penutup para nabi dan kekasih Allah seru sekalian alam, seutama-utamanya segala yang wujud serta  kepadanya penghormatan yang paling sempurna itu tinggal di tempatku. Dan dia menjalankan syari'atnya  juga di tempatku."

Langit tidak dapat berkata apa-apa, apabila bumi berkata demikian. Langit mendiamkan diri dan dia mengadap Allah S.W.T dengan berkata, "Ya Allah, Engkau telah mengabulkan permintaan orang yang tertimpa bahaya, apabila mereka berdoa kepada Engkau. Aku tidak dapat menjawab soalan bumi, oleh itu aku minta kepada-Mu ya Allah supaya Muhammad Engkau dinaikkan kepadaku (langit) sehingga aku menjadi mulia dengan kebagusannya dan berbangga."

Lalu Allah S.W.T mengabulkan permintaan langit, kemudian Allah S.W.T memberi wahyu kepada Jibrail A.S pada malam tanggal 27 Rejab, "Janganlah engkau (Jibrail) bertasbih pada malam ini dan engkau 'Izrail jangan engkau mencabut nyawa pada malam ini. "Jibrail A.S. bertanya, " Ya Allah, apakah kiamat telah sampai?" Allah S.W.T berfirman, maksudnya, "Tidak, wahai Jibrail. Tetapi pergilah engkau ke Syurga dan ambillah buraq dan terus pergi kepada Muhammad dengan buraq itu."

Kemudian Jibrail A.S. pun pergi dan dia melihat 40,000 buraq sedang bersenang-lenang di taman Syurga dan di wajah masing-masing terdapat nama Muhammad. Di antara 40,000 buraq itu, Jibrail A.S. terpandang pada seekor buraq yang sedang menangis bercucuran air matanya. Jibrail A.S. menghampiri buraq itu lalu bertanya, "Mengapa engkau menangis, ya buraq?"

Berkata buraq, "Ya Jibrail, sesungguhnya aku telah mendengar nama Muhammad sejak 40 tahun,  maka pemilik nama itu telah tertanam dalam hatiku dan aku sesudah itu menjadi rindu kepadanya dan aku tidak mahu makan dan minum lagi. Aku laksana dibakar oleh api kerinduan."Berkata Jibrail A.S., "Aku akan  menyampaikan engkau kepada orang yang engkau rindukan itu."Kemudian Jibrail A.S. memakaikan pelana  dan kekang kepada buraq itu dan membawanya kepada Nabi Muhammad S.A.W. Wallahu'alam.

Buraq yang diceritakan inilah yang membawa Rasulullah S.A.W dalam perjalanan Israk dan Mikraj.

Visi dan Misi FOSI FP 2011-2012

Visi FOSI
“Menjadi model lembaga kampus yang bersahabat, produktif, inovatif, dan profesional, berorientasi pada kemandirian disetiap sayap dakwah menuju fakultas pertanian islami”
Misi FOSI 
1.  Memperkuat dan memperkokoh internal pengurus guna terwujudnya ukhuwah islamiah yang baik
2.  Meningkatkan  kuantitas dan kualitas  kader  dengan mengoptimalkan  pengkaderan  secara sistematis, menarik, inovatif, dan  berkelanjutan  dalam upaya terbentuknya basis masa dan ADK yang militan.
3. Memaksimalkan aktifitas syiar dan pelayanan yang menyentuh seluruh elemen kampus, berorientasi dakwah fardiah yang dikemas secara menarik.
4. Menjalin silaturahim dengan seluruh elemen baik internal maupun eksternal lembaga, guna terbentuknya hubungan baik dan dukungan terhadap dakwah kampus
5.   Membentuk muslimah yang berkepribadiaan islami.
6.   Membangun usaha mandiri dalam rangka menuju financial mandiri
7.   Membentuk mahasiswa muslim yang berkarakter dan berprestasi.
8.   Memaksimalkan peran media sebagai sarana dakwah yang efektif. 
9.  Memaksimalkan adminitrasi kelembagaan secara professional. 

5 Waktu Yang Membahagiakan

Banyak umat Islam yang belum mampu merasakan lezatnya beribadah sholat kepada Allah, dan banyak pula umat Islam yang masih sering meninggalkan ibadah sholat wajib 5 waktu, dan bahkan masih banyak sekali orang yang mengaku beragama Islam tapi tidak peduli dengan masalah kewajiban mengerjakan sholat (ih serem! masak ngaku islam tapi kok gk shalat). Padahal begitu besar manfaat dan pahala sholat bagi seorang umat manusia.
Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab (al-Qur'an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. 29:45).

Mari kita sejenak pikirkan, ketika kita tertimpa masalah, kita selalu mencari pertolongan kamana-mana. Namun kita sering lupa untuk meminta petolongan kepada Allah melalui shalat. Shalat adalah bukti ketundukan kita kepada Allah SWT, shalat adalah do'a, shalat adalah ibadah yang bukan hanya memuji Allah SWT tetapi juga berisi permintaan-permintaan kita kepada Allah SWT.

“Rasakanlah kerendahan saat engkau ruku’ dalam shalat, karena engkau meletakkan jiwamu pada asalnya, yakni tanah. Mengembalikan cabang kepokoknya dengan cara bersujud ketanah yang darinya engkau ciptakan. (Iman Al Ghazali).

Alangkah indahnya dalam sujud dan ruku' kita mensucikan dan memuji Allah sebagai simbol ketundukan dan ketaatan kita kepada Allah SWT. Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang, jangankan kepada makhluq-Nya yang tunduk dan taat, bahkan kepada orang-orang yang membangkang pun dengan segala kesombongannya, Allah masih tetapi memberikan nikmat tiada tara.
Coba kita kembali mengingat perjalan Rasulullah, Saat Rasulullah saw dan para sahabat hijrah, mereka meninggalkan kampung halaman, meninggalkan harta benda, dan meninggalkan keluarga. Mereka mengambil resiko untuk meraih sesuatu yang lebih besar.

Mereka tahu, masalah bisa saja muncul baik saat hijrah dan setelahnya. Tetapi mereka tetap menjalaninya, karena mereka yakin masalah yang akan ditemui, Allah SWT sudah menyiapkan solusinya. Rasulullah saw selalu menjadikan shalat sebagai solusi berbagai masalah seperti yang kita baca dalam berbagai riwayat. Hudzaifa bin Al Yaman menceritakan, “Jika Rasulullah saw ditimpa sebuah kesulitan beliau bersegera melaksanakan shalat.”

Begitu juga yang diriwayatkan oleh Haritsah bin Madhrib, “Aku mendengar Ali ra. berkata, 'Kamu melihat kami dan segala keadaan kami pada malam perang Badar kecuali Rasulullah saw, beliau mengerjakan shalat dan berdo'a hingga datang waktu subuh.'”

Sekarang kembali ke diri kita,, selama ini dengan siapa kita bersahabat?  Mencari seorang sahabat Bukanlah hal mudah bagi kita. Lalu sahabat seperti apakah yang kita cari?


Selalu ada dalam suka dan duka?  Selalu setia menemani dalam berbagai keadaan? atau selalu menyiapkan segala hal untuk menolong kita dalam berbagai kesulitan? Dan taukah kita? Sesungguhnya tak ada satupun sahabat yang layak dikatakan sahabat sejati selain Shalat kita. Hanya shalat kitalah yang setia mengisi kedamaian dalam lembar-lembar hidup kita, pengusir kepenatan kala duka datang, pengisi syukur kala suka singgah.

Setia melindungi dari berbagai keburukan dunia dan kengerian siksa akhirat. Setia menerangi kubur kita kala kita sendirian di dalam tanah yang gelap. Namun, akankah  semua shalat yang terlaksana setiap hari oleh kita adalah benar-benar sahabat sejati kita ?
Telah berapa banyak shalat yang tak bersahabat dengan kita, sehingga ia berkata “Semoga Allah menelantarkan mu sebagaimana kamu menelantarkan ku”? Sungguh malang jika kebanyakan shalat kita berkata seperti itu kepada kita.

Marilah kita benar-benar bersahabat dengan shalat agar kita bukan termasuk orang yang merugi.