Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab (al-Qur'an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. 29:45).
Mari kita sejenak pikirkan, ketika kita tertimpa masalah, kita selalu mencari pertolongan kamana-mana. Namun kita sering lupa untuk meminta petolongan kepada Allah melalui shalat. Shalat adalah bukti ketundukan kita kepada Allah SWT, shalat adalah do'a, shalat adalah ibadah yang bukan hanya memuji Allah SWT tetapi juga berisi permintaan-permintaan kita kepada Allah SWT.
“Rasakanlah kerendahan saat engkau ruku’ dalam shalat, karena engkau meletakkan jiwamu pada asalnya, yakni tanah. Mengembalikan cabang kepokoknya dengan cara bersujud ketanah yang darinya engkau ciptakan. (Iman Al Ghazali).
Alangkah indahnya dalam sujud dan ruku' kita mensucikan dan memuji Allah sebagai simbol ketundukan dan ketaatan kita kepada Allah SWT. Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang, jangankan kepada makhluq-Nya yang tunduk dan taat, bahkan kepada orang-orang yang membangkang pun dengan segala kesombongannya, Allah masih tetapi memberikan nikmat tiada tara.
Coba kita kembali mengingat perjalan Rasulullah, Saat Rasulullah saw dan para sahabat hijrah, mereka meninggalkan kampung halaman, meninggalkan harta benda, dan meninggalkan keluarga. Mereka mengambil resiko untuk meraih sesuatu yang lebih besar.
Mereka tahu, masalah bisa saja muncul baik saat hijrah dan setelahnya. Tetapi mereka tetap menjalaninya, karena mereka yakin masalah yang akan ditemui, Allah SWT sudah menyiapkan solusinya. Rasulullah saw selalu menjadikan shalat sebagai solusi berbagai masalah seperti yang kita baca dalam berbagai riwayat. Hudzaifa bin Al Yaman menceritakan, “Jika Rasulullah saw ditimpa sebuah kesulitan beliau bersegera melaksanakan shalat.”
Begitu juga yang diriwayatkan oleh Haritsah bin Madhrib, “Aku mendengar Ali ra. berkata, 'Kamu melihat kami dan segala keadaan kami pada malam perang Badar kecuali Rasulullah saw, beliau mengerjakan shalat dan berdo'a hingga datang waktu subuh.'”
Sekarang kembali ke diri kita,, selama ini dengan siapa kita bersahabat? Mencari seorang sahabat Bukanlah hal mudah bagi kita. Lalu sahabat seperti apakah yang kita cari?
Selalu ada dalam suka dan duka? Selalu setia menemani dalam berbagai keadaan? atau selalu menyiapkan segala hal untuk menolong kita dalam berbagai kesulitan? Dan taukah kita? Sesungguhnya tak ada satupun sahabat yang layak dikatakan sahabat sejati selain Shalat kita. Hanya shalat kitalah yang setia mengisi kedamaian dalam lembar-lembar hidup kita, pengusir kepenatan kala duka datang, pengisi syukur kala suka singgah.
Setia melindungi dari berbagai keburukan dunia dan kengerian siksa akhirat. Setia menerangi kubur kita kala kita sendirian di dalam tanah yang gelap. Namun, akankah semua shalat yang terlaksana setiap hari oleh kita adalah benar-benar sahabat sejati kita ?
Telah berapa banyak shalat yang tak bersahabat dengan kita, sehingga ia berkata “Semoga Allah menelantarkan mu sebagaimana kamu menelantarkan ku”? Sungguh malang jika kebanyakan shalat kita berkata seperti itu kepada kita.
Marilah kita benar-benar bersahabat dengan shalat agar kita bukan termasuk orang yang merugi.
Mereka tahu, masalah bisa saja muncul baik saat hijrah dan setelahnya. Tetapi mereka tetap menjalaninya, karena mereka yakin masalah yang akan ditemui, Allah SWT sudah menyiapkan solusinya. Rasulullah saw selalu menjadikan shalat sebagai solusi berbagai masalah seperti yang kita baca dalam berbagai riwayat. Hudzaifa bin Al Yaman menceritakan, “Jika Rasulullah saw ditimpa sebuah kesulitan beliau bersegera melaksanakan shalat.”
Begitu juga yang diriwayatkan oleh Haritsah bin Madhrib, “Aku mendengar Ali ra. berkata, 'Kamu melihat kami dan segala keadaan kami pada malam perang Badar kecuali Rasulullah saw, beliau mengerjakan shalat dan berdo'a hingga datang waktu subuh.'”
Sekarang kembali ke diri kita,, selama ini dengan siapa kita bersahabat? Mencari seorang sahabat Bukanlah hal mudah bagi kita. Lalu sahabat seperti apakah yang kita cari?
Selalu ada dalam suka dan duka? Selalu setia menemani dalam berbagai keadaan? atau selalu menyiapkan segala hal untuk menolong kita dalam berbagai kesulitan? Dan taukah kita? Sesungguhnya tak ada satupun sahabat yang layak dikatakan sahabat sejati selain Shalat kita. Hanya shalat kitalah yang setia mengisi kedamaian dalam lembar-lembar hidup kita, pengusir kepenatan kala duka datang, pengisi syukur kala suka singgah.
Setia melindungi dari berbagai keburukan dunia dan kengerian siksa akhirat. Setia menerangi kubur kita kala kita sendirian di dalam tanah yang gelap. Namun, akankah semua shalat yang terlaksana setiap hari oleh kita adalah benar-benar sahabat sejati kita ?
Telah berapa banyak shalat yang tak bersahabat dengan kita, sehingga ia berkata “Semoga Allah menelantarkan mu sebagaimana kamu menelantarkan ku”? Sungguh malang jika kebanyakan shalat kita berkata seperti itu kepada kita.
Marilah kita benar-benar bersahabat dengan shalat agar kita bukan termasuk orang yang merugi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar