Senin, 13 April 2009
Allah Memilihkan Ibu Yang Baik Untuk Kita
Sahabat sejati adalah oarang yang mencintai kita dengan tulus dan mau menerima kita apa adanya.
Beruntunglah kita punya seorang ibu yang rela kita diami perutnya selama sembilan bulan, melahirkan kita dengan pertaruhan nyawanya, memberikan kita kasih sayang tak terbatas, dan selalu meuji siapapun diri kita. Allah memang sangat baik telah memilihkan ibu untuk melindungi kita dan mengajari kita mengenal-Nya.
Banyak banget hal yang tidak bisa dinilai dengan uang. Kasih sayang seorang ibu salah satunya. Siapa sih orang yang mencintai kita dengan tulus dan yang menerima kita apa adanya? Siapa yang paling mengenal sifat-sifat kita luar dan dalam? Jawabannya adalah ibu.
Bila Hadir Rasa Cinta...
Jadikan Ia Cinta Suci Yang
Mengantarkan ke Surga
Jatuh... yang tidak mengundang orang simpati ialah jatuh cinta. Cinta adalah fitrah dan karunia ilahi. Tidak ada siapapun yang dapat melarikan diri daripadan mencintai dan dicintai. Namun demikian, puncakcinta... ada orang masuk surga karena cinta dan tidak sedikit orang yang akan dihujamkan ke neraka gara-gara cinta. Cinta yang bagaimana yang bisa membawa seseorang ke surga?
Cinta yang dialirkan oleh Allah ke dalam hati, itulah cinta yang benar, suci lagi murni. Cinta yang diukur ikut pandangan mata, tapi ikut pandangan Allah. Ia bersebab kaena Allah dan cinta diberipun untuk dapat keridhoan Allah. Cinta begini tiada batasannya. Tidak pula kenal jenis kelamin dan kedudukan. Dan cinta lahir dari sama-sama cinta pada Allah.
Cinta yang sesungguhnya ini bisa berlaku pada lelaki dengan lelaki, perempuan dengan perempuan, lelaki dengan perempuan, antara murud dengan guru, suami dengan isteri, sahabat dengan sahabat, rakyat dengan pemimpin, antara umat dengan Nabinya dan yang paling tinggi antara hamba dengan Tu¬hannya.
Generasi Muda
Betapa besar dan agungnya posisi generasi muda dalam kaca mata Islam. Kalau kita amati berbagai peristiwa yang terjadi disepanjang sejarah Islam, akan kita dapati bahwa kebanyakan pergerakan dan perjuangan menuju perubahan terjadi melalui tangan dan perjuangan para pemuda. Ini bukanlah sesuatu kebetulan, tetapi sunnah yang senantiasa berulang.
8 Tips ‘n Trik Sahabatan
1. Katakan kalau kamu mencintainya
Rasulullah terbiasa berkata Uhibbuka fillah, aku mencintaimu karena Allah.
Biasakah kamu mengatakannya pada sahabatmu? Cobalah mengatakannya. Katakan langsung lewat telepon, lewat interner, atau sms. Maka persahabatanmu akan langgeng, insya Allah.
2. Berilah hadiah
Kata Rasulullah: Tahaadu tahaabbu, salaing memberi hadiahlah kamu maka kamu akan saling mencintai.
Meskipun hadiah bagi sahabatmu hanyalah sepotong puisi, atau pijitan lembut di pundaknya yang pegal, itu adalah hadiah terindah untuknya di saat ia membutuhkan.
3. Kenali kesukaannya dan hindari ketidaksukaannya
Tahukah kamu apa yang disukai sahabatmu? Hobinya? Makanan kesukaannya? Tempat favoritnya? Gak tau?! Wah, payah. Coba kenali, kalau perlu tanyakan, lalu cobalah untuk senantiasa berempati dengan kesukaan sahabatmu itu. Jika sahabatmu tidak menyukai sesuatu, cobalah untuk menahan diri untuk tidak menghadirkan sesuatu yang tidak disukainya itu dihadapannya. Misalnya, sahabatmu gak suka bau-bauan tidak enak, jangan sekali-kali kentut didepannya. Okey!!
4. Hibur saat ia sedih
Jika sahabatmu sedih, tahukah kamu tanpa ia harus mengatakannya? Cobalah untuk belajar bahasa tubuh dan bahasa mimik wajah. Sebab tidak semua orang bisa mengkomunikasikan kesedihannya. Lalu, jika kamu menemukannya dalam kesedihan, hiburlah. Tanpa harus banyak berkata-kata, temani dia dalam kesedihannya. Okey!
5. Lebih banyak memberi
Persahabatan adalah tempat untuk menuai amal di akhirat kelak. Maka, janganlah berharap bahwa sahabatmu akan memberi banyak kepadamu, tetapi wajibkan dirimu untuk memberikan yang terbaik baginya.
Bukankah Rasulullah berkata: laa yu’minu ahadukum hatta yuhibbu li akhiihi maa yuhibbu li nafsihi. Tidak beriman seseorang diantara kamu hingga mencintai saudaramu seperti kamu mencintai dirimu sendiri.
6. Lebih banyak mendengar
Ketika kamu menemukan sahabatmu dalam kesedihan dan permasalahannya yang panjang, jangan sekali-kali mencoba menyelesaikan permasalahannya kecuali diminta. Sebab boleh jadi ia hanya ingin didengar. Sebab memiliki seseorang yang mau mendengarkan, adalah hal yang paling melegakan.
7. Menjaga jarak barang sejenak
Sebagaimana semua sifat dalam dunia yang fana. Dalam persahabatan tetap ada sifat kejenuhan. Terlalu rapat bergaul, terlalu sering bertemu, atau terlalu perhatian hingga membuat sahabat merasa tidak dapat bergerak.
Maka, jagalah jarak tertentu dengan sahabatmu, berkunjunglah sekali-kali sehingga terbit rindu dan rasa ingin bertemu.
8. Khusnudzon dan jujurlah padanya
Jika suatukali kamu mendengar sesuatu yang buruk tentang sahabtmu, apa yang kamu lakukan? Langsung mempercayainya? Ah, jangan deeh... Ingatlah, inna ba’da dzonni ismu. Sebagian besar dari prasangka adalah dosa.so, segera tanyakan padanya tentang kebenaran berita itu, jika salah, mintalah maaf karena kamu telah berprasangka padanya. Jika benar dan kau tidak sepakat dengan prilakunya, jujurlah, katakan padanya.
Persahabatan adalah fitrah kemanusiaan yang membuat kita semakin baik sehingga mendatangkan ketentraman dan menambah keimanan serta ketakwaan. Ia rela berkorban dan ia selalu tanpa pamrih (Kado Buat Sahabat).
Rasulullah terbiasa berkata Uhibbuka fillah, aku mencintaimu karena Allah.
Biasakah kamu mengatakannya pada sahabatmu? Cobalah mengatakannya. Katakan langsung lewat telepon, lewat interner, atau sms. Maka persahabatanmu akan langgeng, insya Allah.
2. Berilah hadiah
Kata Rasulullah: Tahaadu tahaabbu, salaing memberi hadiahlah kamu maka kamu akan saling mencintai.
Meskipun hadiah bagi sahabatmu hanyalah sepotong puisi, atau pijitan lembut di pundaknya yang pegal, itu adalah hadiah terindah untuknya di saat ia membutuhkan.
3. Kenali kesukaannya dan hindari ketidaksukaannya
Tahukah kamu apa yang disukai sahabatmu? Hobinya? Makanan kesukaannya? Tempat favoritnya? Gak tau?! Wah, payah. Coba kenali, kalau perlu tanyakan, lalu cobalah untuk senantiasa berempati dengan kesukaan sahabatmu itu. Jika sahabatmu tidak menyukai sesuatu, cobalah untuk menahan diri untuk tidak menghadirkan sesuatu yang tidak disukainya itu dihadapannya. Misalnya, sahabatmu gak suka bau-bauan tidak enak, jangan sekali-kali kentut didepannya. Okey!!
4. Hibur saat ia sedih
Jika sahabatmu sedih, tahukah kamu tanpa ia harus mengatakannya? Cobalah untuk belajar bahasa tubuh dan bahasa mimik wajah. Sebab tidak semua orang bisa mengkomunikasikan kesedihannya. Lalu, jika kamu menemukannya dalam kesedihan, hiburlah. Tanpa harus banyak berkata-kata, temani dia dalam kesedihannya. Okey!
5. Lebih banyak memberi
Persahabatan adalah tempat untuk menuai amal di akhirat kelak. Maka, janganlah berharap bahwa sahabatmu akan memberi banyak kepadamu, tetapi wajibkan dirimu untuk memberikan yang terbaik baginya.
Bukankah Rasulullah berkata: laa yu’minu ahadukum hatta yuhibbu li akhiihi maa yuhibbu li nafsihi. Tidak beriman seseorang diantara kamu hingga mencintai saudaramu seperti kamu mencintai dirimu sendiri.
6. Lebih banyak mendengar
Ketika kamu menemukan sahabatmu dalam kesedihan dan permasalahannya yang panjang, jangan sekali-kali mencoba menyelesaikan permasalahannya kecuali diminta. Sebab boleh jadi ia hanya ingin didengar. Sebab memiliki seseorang yang mau mendengarkan, adalah hal yang paling melegakan.
7. Menjaga jarak barang sejenak
Sebagaimana semua sifat dalam dunia yang fana. Dalam persahabatan tetap ada sifat kejenuhan. Terlalu rapat bergaul, terlalu sering bertemu, atau terlalu perhatian hingga membuat sahabat merasa tidak dapat bergerak.
Maka, jagalah jarak tertentu dengan sahabatmu, berkunjunglah sekali-kali sehingga terbit rindu dan rasa ingin bertemu.
8. Khusnudzon dan jujurlah padanya
Jika suatukali kamu mendengar sesuatu yang buruk tentang sahabtmu, apa yang kamu lakukan? Langsung mempercayainya? Ah, jangan deeh... Ingatlah, inna ba’da dzonni ismu. Sebagian besar dari prasangka adalah dosa.so, segera tanyakan padanya tentang kebenaran berita itu, jika salah, mintalah maaf karena kamu telah berprasangka padanya. Jika benar dan kau tidak sepakat dengan prilakunya, jujurlah, katakan padanya.
Persahabatan adalah fitrah kemanusiaan yang membuat kita semakin baik sehingga mendatangkan ketentraman dan menambah keimanan serta ketakwaan. Ia rela berkorban dan ia selalu tanpa pamrih (Kado Buat Sahabat).
Duh Jaga Hijab Dong...
Hudzaifah.org - “Dia ikhwan ya? Tapi kok kalau bicara sama akhwat dekat sekali???,” tanya seorang akhwat kepada temannya karena ia sering melihat seorang aktivis rohis yang bila berbicara dengan lawan jenis, sangat dekat posisi tubuhnya.
“Mbak, akhwat yang itu sudah menikah? Kok akrab sekali sama ikhwan itu?,” tanya sang mad’u kepada murabbinya karena ia sering melihat dua aktivis rohis itu kemana-mana selalu bersama sehingga terlihat seperti pasangan yang sudah menikah.
“Duh… ngeri, lihat itu… ikhwan-akhwat berbicaranya sangat dekat……,” ujar seorang akhwat kepada juniornya, dengan wajah resah, ketika melihat ikhwan-akhwat di depan masjid yang tak jauh beda seperti orang berpacaran.
“Si fulan itu ikhwan bukan yah? Kok kelakuannya begitu sama akhwat?,” tanya seorang akhwat penuh keheranan.
Demikianlah kejadian yang sering dipertanyakan. Pelanggaran batas-batas pergaulan ikhwan-akhwat masih saja terjadi dan hal itu bisa disebabkan karena:
1. Belum mengetahui batas-batas pergaulan ikhwan-akhwat.
2. Sudah mengetahui, namun belum memahami.
3. Sudah mengetahui namun tidak mau mengamalkan.
4. Sudah mengetahui dan memahami, namun tergelincir karena lalai.
Dan bisa jadi kejadian itu disebabkan karena kita masih sibuk menghiasi penampilan luar kita dengan jilbab lebar warna warni atau dengan berjanggut dan celana mengatung, namun kita lupa menghiasi akhlak. Kita sibuk berhiaskan simbol-simbol Islam namun lupa substansi Islam. Kita berkutat menghafal materi Islam namun tidak fokus pada tataran pemahaman dan amal.
Sesungguhnya panggilan ‘ikhwan’ dan ‘akhwat’ adalah panggilan persaudaraan. ‘Ikhwan’ artinya adalah saudara laki-laki, dan ‘akhwat’ adalah saudara perempuan. Namun di ruang lingkup aktivis rohis, ada dikhotomi bahwa gelar itu ditujukan untuk orang-orang yang berjuang menegakkan agama-Nya, yang islamnya shahih, syamil, lurus fikrahnya dan akhlaknya baik. Atau bisa dikonotasikan dengan jamaah. Maka tidak heran bila terkadang dipertanyakan ke-‘ikhwanan’-nya atau ke-‘akhwatan’-nya bila belum bisa menjaga batas-batas pergaulan (hijab) ikhwan-akhwat.
Aktivis sekuler tak lagi segan
Seorang ustadz bercerita bahwa ada aktivis sekuler yang berkata kepadanya, ”Ustadz, dulu saya salut pada orang-orang rohis karena bisa menjaga pergaulan ikhwan-akhwat, namun kini mereka sama saja dengan kami. Kami jadi tak segan lagi.”
Ungkapan aktivis sekuler di atas dapat menohok kita selaku jundi-jundi yang ingin memperjuangkan agama-Nya. Menjaga pergaulan dengan lawan jenis memang bukanlah hal yang mudah karena fitrah laki-laki adalah mencintai wanita dan demikian pula sebaliknya. Hanya dengan keimanan yang kokoh dan mujahadah sajalah yang membuat seseorang dapat istiqomah menjaga batas-batas ini.
Pelanggaran batas-batas pergaulan ikhwan-akhwat
Berikut ini adalah pelanggaran-pelanggaran yang masih sering terjadi:
1. Pulang Berdua
Usai rapat acara rohis, karena pulang ke arah yang sama maka akhwat pulang bersama di mobil ikhwan. Berdua saja. Dan musik yang diputar masih lagu dari Peterpan pula ataupun lagu-lagu cinta lainnya.
2. Rapat Berhadap-Hadapan
Rapat dengan posisi berhadap-hadapan seperti ini sangatlah ‘cair’ dan rentan akan timbulnya ikhtilath. Alangkah baiknya - bila belum mampu menggunakan hijab - dibuat jarak yang cukup antara ikhwan dan akhwat.
3. Tidak Menundukkan Pandangan (Gadhul Bashar)
Bukankah ada pepatah yang mengatakan, “Dari mana datangnya cinta? Dari mata turun ke hati”. Maka jangan kita ikuti seruan yang mengatakan, ”Ah, tidak perlu gadhul bashar, yang penting kan jaga hati!” Namun, tentu aplikasinya tidak harus dengan cara selalu menunduk ke tanah sampai-sampai menabrak dinding. Mungkin dapat disiasati dengan melihat ujung-ujung jilbab atau mata semu/samping.
4. Duduk/ Jalan Berduaan
Duduk berdua di taman kampus untuk berdiskusi Islam (mungkin). Namun apapun alasannya, bukankah masyarakat kampus tidak ambil pusing dengan apa yang sedang didiskusikan karena yang terlihat di mata mereka adalah aktivis berduaan, titik. Maka menutup pintu fitnah ini adalah langkah terbaik kita.
5. “Men-tek” Untuk Menikah
“Bagaimana, ukh? Tapi nikahnya tiga tahun lagi. Habis, ana takut antum diambil orang.” Sang ikhwan belum lulus kuliah sehingga ‘men-tek’ seorang akhwat untuk menikah karena takut kehilangan, padahal tak jelas juga kapan akan menikahnya. Hal ini sangatlah riskan.
6. Telfon Tidak Urgen
Menelfon dan mengobrol tak tentu arah, yang tak ada nilai urgensinya.
7. SMS Tidak Urgen
Saling berdialog via SMS mengenai hal-hal yang tak ada kaitannya dengan da’wah, sampai-sampai pulsa habis sebelum waktunya.
8. Berbicara Mendayu-Dayu
“Deuu si akhiii, antum bisa aja deh…..” ucap sang akhwat kepada seorang ikhwan sambil tertawa kecil dan terdengar sedikit manja.
9. Bahasa Yang Akrab
Via SMS, via kertas, via fax, via email ataupun via YM. Message yang disampaikan begitu akrabnya, “Oke deh Pak fulan, nyang penting rapatnya lancar khaaan. Kalau begitchu.., ngga usah ditunda lagi yah, otre deh .“ Meskipun sudah sering beraktivitas bersama, namun ikhwan-akhwat tetaplah bukan sepasang suami isteri yang bisa mengakrabkan diri dengan bebasnya. Walau ini hanya bahasa tulisan, namun dapat membekas di hati si penerima ataupun si pengirim sendiri.
10. Curhat
“Duh, bagaimana ya…., ane bingung nih, banyak masalah begini … dan begitu, akh….” Curhat berduaan akan menimbulkan kedekatan, lalu ikatan hati, kemudian dapat menimbulkan permainan hati yang bisa menganggu tribulasi da’wah. Apatah lagi bila yang dicurhatkan tidak ada sangkut pautnya dengan da’wah.
11 Yahoo Messenger/Chatting Yang Tidak Urgen
YM termasuk fasilitas. Tidaklah berdosa bila ingin menyampaikan hal-hal penting di sini. Namun menjadi bermasalah bila topik pembicaraan melebar kemana-mana dan tidak fokus pada da’wah karena khalwat virtual bisa saja terjadi.
12. Bercanda ikhwan-akhwat
“Biasa aza lagi, ukhtiii… hehehehe,” ujar seorang ikhwan sambil tertawa. Bahkan mungkin karena terlalu banyak syetan di sekeliling, sang akhwat hampir saja mencubit lengan sang ikhwan.
Dalil untuk nomor 1-5:
a. Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka jangan sekali-kali dia bersendirian dengan seorang perempuan yang tidak bersama mahramnya, karena yang ketiganya ialah syaitan.” (HR.Ahmad)
b. Allah SWT berfirman, “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, ‘Hendaknya mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya……” (QS.24: 30)
c. Allah SWT berfirman, “Katakanlah kepada wanita yang beriman, ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya……” (QS.24: 31)
d. Rasulullah SAW bersabda, “Pandangan mata adalah salah satu dari panah-panah iblis, barangsiapa menundukkannya karena Allah, maka akan dirasakan manisnya iman dalam hatinya.”
e. Rasulullah saw. Bersabda, "Wahai Ali, janganlah engkau ikuti pandangan yang satu dengan pandangan yang lain. Engkau hanya boleh melakukan pandangan yang pertama, sedang pandangan yang kedua adalah resiko bagimu." (HR Ahmad)
Dalil untuk nomor 6-12:
"... Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit di dalam hatinya..." (Al Ahzab: 32)
Penutup
Di dalam Islam, pergaulan laki-laki dan perempuan sangatlah dijaga. Kewajiban berjillbab, menundukkan pandangan, tidak khalwat (berduaan), tidak ikhtilath (bercampur baur), tidak tunduk dalam berbicara (mendayu-dayu) dan dorongan Islam untuk segera menikah, itu semua adalah penjagaan tatanan kehidupan sosial muslim agar terjaga kehormatan dan kemuliaannya.
Kehormatan seorang muslim sangatlah dipelihara di dalam Islam, sampai-sampai untuk mendekati zinanya saja sudah dilarang. “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al Isra:32).
Pelanggaran di atas dapat dikategorikan kepada hal-hal yang mendekati zina karena jika dibiarkan, bukan tidak mungkin akan mengarah pada zina yang sesungguhnya, na’udzubillah. Maka, bersama-sama kita saling menjaga pergaulan ikhwan-akhwat. Wahai akhwat…., jagalah para ikhwan. Dan wahai ikhwan…., jagalah para akhwat. Jagalah agar tidak terjerumus ke dalam kategori mendekati zina.
“Ya Rabbi…, istiqomahkanlah kami di jalan-Mu. Jangan sampai kami tergelincir ataupun terkena debu-debu yang dapat mengotori perjuangan kami di jalan-Mu, yang jika saja Engkau tak tampakkan kesalahan-kesalahan itu pada kami sekarang, niscaya kami tak menyadari kesalahan itu selamanya. Ampunilah kami ya Allah…… Tolonglah kami membersihkannya hingga dapat bercahaya kembali cermin hati kami. Kabulkanlah ya Allah… “
Langganan:
Postingan (Atom)