Senin, 13 April 2009

Generasi Muda

Betapa besar dan agungnya posisi generasi muda dalam kaca mata Islam. Kalau kita amati berbagai peristiwa yang terjadi disepanjang sejarah Islam, akan kita dapati bahwa kebanyakan pergerakan dan perjuangan menuju perubahan terjadi melalui tangan dan perjuangan para pemuda. Ini bukanlah sesuatu kebetulan, tetapi sunnah yang senantiasa berulang.


Sekarang, mari kita bersama-sama merujuk pada sejarah Islam! Pada saat kali pertama wahyu diturunkan nabi Muhammad saw kepada siapakah beliau melancarkan dan menyampaikan risalahnya?
Siapakah orang-orang yang telah mengemban konsekuensi dan tugas-tugas berat agama ini? Siapakah orang-orang yang mendapatkan amanah mengemban risalah ini? Siapakah orang-orang yang dipercaya melakukan perubahan sistem hidup secara menyeluruh di Mekkah. Dan bahkan perubahan hanya pada masa Rasullah saw saja, namun hingga hari kiamat kelak? Siapakah generasi paling baik dan mulia yang pernah hidup di muka bumi ini?
Mereka adalah orang-orang seperti yang digambarkan baginda Rasullah saw dalam sebuah hadist riwayat Imam Bukhari dan Muslim, dari Abdullah bin Mas’ud ra, bahwasanya nabi Muhammad saw bersabda :
“Sebaik-baik manusia adalah orang-orang yang hidup dimasaku, lalu orang-orang yang setelah mereka, kemudian orang-orangyang setelah mereka.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Dari sekian banyak pemuda pahlawan Islam, mungkin kita masih ingat dengan kiprah pemuda yang bernama lengkap Zaid bin Tsabit ra yang pada usia tiga belas tahun telah diangkat oleh Rasullah saw sebagai sekretaris negara dan menjadi juru bicara dalam hubungan diplomasi pada saat itu.
Sejarah Islam juga mencatat, kiprah seorang pemuda yang bernama Usamah bin Zaid yang merupakan simbol kepahlawanan pemuda yang paling spektakuler dalam sepanjang sejarah Islam. Saat usianya beranjak delapan belas tahun, ia ditunjuk oleh Rasullah saw sebagai panglima perang pasukan kaum muslimin menuju syam untuk melawan pasukan Romawi.
Akan tetapi, mengapa Rasullah lebih mengunggulkan Usamah bin Zaid ra diatas barisan sahabat terkemuka ? Meskipun banyak para sahabat yang masih ragu menerima ide penunjukkan pemuda belia ini sebagai panglima perang barisan kaum muslimin yang sangat spektakuler? Jawabannya sangat jelas dan tujuannya sangat tepat. Bahwa, Rasulullah saw ingin menjelaskan dan menunjukkan potensi serta kemampuan yang dimiliki para pemuda kepada kita semua. Buktinya Usamah bin Zaid mampu memimpin pasukan Islam yang sangat besar dengan baik dan tepat.
Kita semestinya melakukan perenungan dan penghayatan yang serius.. Di samping itu kita tanyakan kepada diri kita masing-masing, mengapa hasil yang sangat kontradiktif ini bisa terjadi antara kondisi generasi muda kita sekarang dengan kondisi yang semestinya mereka lakoni?
Mengapa hasil yang sangat kontradiktif ini bisa terjadi antara potensi dan kemampuan generasi muda kita sekarang dengan minimnya hasil dan produktifitas yang dipersembahkan oleh kebanyakan dari mereka? Mengapa hasil yang sangat kontradiktif ini bisa terjadi antara sejarah kejayaan umat islam dengan realitanya sekarang ini?
Yang jelas, kesalahannya tidaklah hanya terletak pada diri para pemuda saja, tetapi kesalahanya sangat kompleks. Oh, betapa keroposnya sebuah komunitas umat (negara) yang generasi mudanya telah hilang. Disini akan dikemukakan beberapa faktor penyebabnya secara ringkas:

1. Hilangnya ruh tarbiyah islamiyah (pembinaan diri menjadi muslim sejati) secara utuh dan integral.
Kalau bukan karena fakor tarbiyah islamiyah (pembinaan diri menjadi muslim sejati), apalah arti seorang Ali bin Abu Thalib, Zaid bin Tsabit dan Usamah bin Zaid? Islam-lah yang telah mengorbitkan pahlawan dan tokoh seperti mereka. Islam jugalah yang telah memancarkan potensi dan kemampuan terpendam yang terdapat didalam diri mereka. Islam jugalah yang telah mengarahkan berbagai potensi dan kekuatan ini untuk melayani umat serta melakukan perbaikan di muka bumi.
Sebenarnya proses tarbiyah (membina dan mendidik) seorang pemuda akan makna dan nilai bukan dimulai pada saat seseorang baru beranjak remaja (masa pubertas), akan tetapi, proses pembinaan ini sudah dilakukan jauh-jauh hari sebelumnya. Persisnya sejak kali pertama dilahirkan di muka bumi.

2. Hilangnya suri tauladan dan panutan yang baik.
Dari sekian banyak pemuda Islam,mungkin sangat sedikit yang menjadikan rasulullah saw sebagai teladan dan panutan yang baik dalam hidupnya. Padahal Allah swt telah berfirman :
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”(Al-Ahzab:21)
Wahai generasi muda yang budiman! Janganlah sekali-kali kalian berjalan tanpa keinginan dan tanpa memikirkann siapa yang dijadikan panutan dan idola. Karena, teladan dan panutanmu itu tidak saja menentukan posisimu di dunia, namun ia akan lebih banyak mempengaruhi akhiratmu.

3. Frustasi dan Kecewa
Umat yang frustasi adalah umat yang tidak akan maju, ini merupakan kenyataan yang pahit yang tidak bias dielakkan. Sehingga kepada generasi muda diharapkan agar mereka menanamkan sebuah harapan dan cita-cita tinggi dalam hati sanubari mereka. Sifat frustasi dan berputus-asa bukanlah sifat kaum beriman. Allah swt berfirman :
“Ibrahim berkata : “Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Rabb-nya kecuali orang-orang yang sesat”.(Al-Hijr:56)
Wahai generasi Islam yang budiman! Sesungguhnya, setiap kali kita kalah dan terpuruk, kita selalu berhasil untuk bangkit dan bangun kembali. Oleh karena itu, janganlah sekali-kali kalian berputus-asa.

4. Media dan Informasi
Peranan media dan informasi sangat penting sekaligus juga berbahaya. Jika proses tarbiyah (pembinaan) merupakan salah satu sayap penting untuk mengubah pemikiran seseorang, maka sayap yang satunya lagi adalah media dan informasi.
Apa yang terjadi sekarang pada umat Islam bukanlah sesuatu yang baru dimuka bumi. Sejarah dunia telah memberikan gambaran mengenai berbagai serangan media dan informasi yang sangat keji dan kejam terhadap para juru dakwah dan terhadap agama Islam semenjak rasulullah saw diutus sebagai nabi dan Rasul Allah bahkan sebelumnya pun sudah ada hingga sekarang.

10 Motivasi bagi Pemuda Islam

1. Tinggalkanlah perbuatan dosa dan maksiat sekarang juga!.
2. Kenalilah agamamu!
3. Tambatkanlah hatimu dengan masjid!
4. Jadilah pemuda berprestasi!
5. Sambunglah tali silaturahmi!
6. Selektiflah dalam memilih teman!
7. Peduli terhadap realita hidup umat!
8. Jadilah seorang olahragawan!
9. Ajaklah orang lain!
10. Atur dan rapikanlah waktumu!
Sumber: As-Sirjani, Raghib. 2006. Menjadi Pemuda Peka Zaman. Aqwam : Solo.

Rasulullah tidak pernah menyepelekan ataupun meremehkan kondisi Zaid walaupun usianya masih relatif muda. Dan pada usia ini juga Zaid bin tsabit sanggup menguasai bahasa yahudi (berbicara dan menulis layaknya orang yahudi) dalam tempo singkat (3 bulan), demi kepentingan juru bicara (penerjemah) Daulah Islamiyah. Dan sesuatu jasa yang sangat besar yang diberikan zaid bin tsabit kepada umat islam hingga saat ini adalah pengumpulan al-qur’an di dalam suatu kitab, disaat usianya menginjak 21 atau 22 tahun. Kalupun ia hidup dizaman sekarang ia belum memperoleh gelar sarjana dari fakultasnya..Namun demikian, dipundaknyalah diletakkan sebuah tugas penting yang tidak akan diletakkan di pundak para profesor dan guru besar terkemuka.

Disini, status Usamah bin Zaid ra tidak memimpin sekelompok anak kecil atau sekelompok orang biasa yang tidak mempunyai keahlian dan pengalaman dalam berperang. Namun ia memimpin sekelompok pahlawan, tokoh, dan dan pembesar islam terkemuka. Sebenarnya pada saat itu banyak sekali sahabat yang lebih berpengalaman dari Usamah untuk menjadi panglima perang seperti Abu Ubaidah bin Jarrah, Zubair bin Awwam, Khalid bin Walid, Qa’qa bin Amr, Amr bin Ash dan banyak sahabat lainnya.

Generasi muda kita sekarang ini sedang diterpa krisis keteladanan dan panutan yang baik dalam hidup mereka. Pembinaan dengan keteladanan jauh lebih baik daripada pembinaan yang dilakukan dengan ceramah dan tulisan. Tindakan nyata seseorang terhadap seribu orang lebih baik daripada perkataan (wejangan) seribu orang kepada seseorang.
Seseorang yang mengaku dirinya pendidik atau pembina, sedangkan perbuatannya tak sesuai dengan perkataanya adalah omong kosong belaka. Justru sebaliknya, ia adalah seorang perusak meskipun kata-kata yang digunakan adalah kata-kata pembangunan (pembinaan). Allah swt berfirman:
“Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan.”(Ash-Shaff:3).

Faktor ini adalah sebab paling utama yang menjadikan kondisi sebagian besar pemuda hancur dan berantakan. Dari mereka yang terdengar hanyalah ucapan, “Tidak ada gunanya!”. Padahal, harapan kita kepada Allah swt sebenarnya tidak boleh pupus dan sirna; bahwa Allah swt akan menolong dan meninggikan umat ini dan Dia akan mengokohkan agama yang diridhai-Nya untuk umat Islam.

Akan tetapi, generasi muda kita sekarang ini sudah diterpa rasa frustasi yang dalam. Sehingga, mereka tak mau lagi berbuat dan berusaha. Kondisi ruhiyah mereka juga merosot. Penyebabnya adalah realitas umat Islam sekarang ini yang ia saksikan dengan mata kepalanya sendiri; mulai dari kemerosotan yang merambah seluruh lini kehidupan.

Media dengan berbagai corak dan bentuknya menyebarluaskan berbagai berita dan informasi yang ditujukan kepada umat Islam secara Umum. Khususnya kepada generasi muda, keberadaanya sangat berpengaruh terhadap sikap dan kehidupan mereka. Betapa berbahayanya kondisi media masa dinegeri kita! Banyak sekali potensi dan harta yang dipersembahkan hanya untuk membangkitkan syahwat, mengobarkan fitnah, dan menyebarluaskan kehinaan.

Beginilah fenomena yang ada.banyak sekali kumpulan berita, acara, dan informasi yang kita baca, saksikan serta dengarkan muara akhirnya hanya bertujuan untuk menghina Islam dengan menjadikan para pemuda sebagai sasaran utamanya. Selain itu, keberadaannya juga untuk mengubur setiap simbol yang baik, membangkitkan syahwat dan menumbuhkan rasa frustasi pada hati umat Islam. Tiada daya dan upaya selain dengan kekuatan Allah!.

Namun diatas semua tipu daya dan strategi busuk ini, para pemuda dan siapa yang membina pemuda tidak boleh terperangkap ke dalam semua jeratan itu.

Tidak ada komentar: